Teks Cerita Ulang
RANTING POHON DARI
TUHAN
Tsunami telah melontarkan tubuh
Rizal Sahputra ke hamparan Samudra Hindia. Pemuda 20 tahun tersebut
terkatung-katung delapan hari di lautan lepas yang seakan tak bertepi itu.
Tekadnya untuk selamat hanya ditautkan pada sebuah pohon bercabang tiga yang
berhasil dia raih. Rizal menyebut cabang pohon itu pertolongan dari Tuhan. Dia
sangat bersyukur ketika lambaian dengan ranting pohon itu disambut kapal
Malaysia.
Memulai cerita, Rizal tak bakal
lupa detail Minggu pagi yang mengerikan itu. “Saat itu, saya tengah membantu
pembangunan masjid di Banda Aceh selama beberapa saat. “Lalu, banyak anak kecil
yang berlarian dan berteriak ada ombak datang”, kata Rizal saat dirawat di RS.
Port Klang, Malaysia.
Upaya mereka menyelamatkan diri
sia-sia karena ombak yang datang langsung meringkus tubuh mereka. “Ombak itu
lebih kurang setinggi 20 meter”, ujar Rizal yang sekujur tubuhnya penuh luka
terkelupas karena terbakar matahari. Melanjutkan ceritanya, dia ternyata
terseret ke laut. Rizal lalu berpegangan papan yang juga terombang-ambing di
tengah laut. Dia berbagi dengan beberapa orang lainnya yang juga terseret
gelombang tsunami. “Pertama, ada beberapa orang teman yang bersama saya
berpegangan papan”, ujarnya. Makin hari makin banyak yang tak tahan. Tinggal
saya sendiri dan mayat-mayat yang mengapung di kanan kiri saya”, lanjutnya.
Rizal merasa tidak takut, tapi
terasa putus asa. “Saya pikir, saat itu adalah hari kiamat”, katanya. Harapan
sebenarnya sering datang, dia melihat beberapa kapal yang melintas, namun
terlalu jauh. Di tengah ketidakpastian itu, Rizal menemukan pohon bercabang
tiga yang terapung, dia pun berpindah ke pohon itu.
Dia mulai merasa ada luka yang
berada di sikunya mulai berbau. Ketakutan merayap di hatinya. “Saya terus
berdoa kepada Tuhan sebab saya pikir, saya pasti mati jika saya tidak melihat
kapal lagi”, lanjutnya. Untuk menyambung hidup, Rizal hanya makan buah kelapa
yang hanyut. Dia menghilangkan rasa haus dengan meminum tetesan air hujan.
Doa Rizal terjawab pada hari
kedelapan. Lambaian Rizal dilihat oleh awak kapal barang MV Durhan Bridge.
“Saya menggunakan cabang pohon untuk melambai. InsyaAllah mereka melihat saya.”
Keyakinan Rizal terbukti, kepala
kru kapal itu, Huang Weng Feng melihat lambaian Rizal. “Kami melihat
reruntuhan, ada kayu dan pohon, papan, dan sampah lainnya terapung di tengah
laut. Ketika saya melihat pohon di kejauhan, saya dan awak kapal ke sana karena
rasa saya melihat seseorang,” ujar Huang.
Kami melihat pria ini berteriak
minta tolong, kami langsung menurunkan kecepatan dari 18 knot menjadi 4 knot
dalam waktu 10 detik. Biasanya, kami tidak pernah melakukan hal itu karena bisa
merusak mesin. Akan tetapi, saya merasa kali ini harus melakukannya karena saya
menyelamatkan nyawa manusia,” ujar Kapten Liu Xiang Ping, 40 tahun.
“Apa yang dia alami adalah
mukjizat. Secara fisik, dia lemah, namun pikirannya masih jelas,” ujarnya. “Dia
tidak mengigau meski kakinya sydah berubah menjadi pucat ketika kami
mengangkatnya. Semangat hidupnya luar biasa, “ lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar